Tugumuda reptiles community semarang / komunitas reptil tugumuda
semarang / T-REC semarang : pengetahuan
singkat tentang pythonidae
.
.
.
.
.
GABUNG.........HUBUNGI 08995557626
GABUNG.........HUBUNGI 08995557626
GABUNG.........HUBUNGI 08995557626
GABUNG.........HUBUNGI 08995557626
GABUNG.........HUBUNGI 08995557626
............................
............................
............................
.
.
.
.
..........KUMPULAN ARTIKEL-ARTIKEL BERBAHASA
INDONESIA YANG BERKAITAN DENGAN TOPIK JUDUL ‘PENYAKIT
PANANA’.....YANG DIAMBIL DARI
PENCARIAN DI GOOGLE DENGAN MENYERTAI LINK SUMBER NYA...UNTUK MENAMBAH PENGETAHUAN DAN
SEMOGA BERMANFAAT BAGI SEMUA.......
.
.
.
.
.
SUMBER DARI WEB LOKAL :
Pythonidae
Pythonidae adalah keluarga dari ular yang dapat ditemukan
dari gurun di Afrika hingga hutan-hutan Asia dan Australia. Keluarga ini
terdiri dari 8 marga dan 57 spesies dan subspesies. Meskipun Ular Piton dan
Ular Boa terlihat hampir identik dan sama, sebenarnya mereka berbeda. Ular
Piton berbeda dari Boa dengan fakta bahwa mereka bertelur sebagaimana Boa
diterima. Selain itu, ular Piton memiliki sensor panas di mana sebagian besar
dari Ular Boa tidak punya. Keluarga Pythonidae memiliki beragam spesies dan
subspesies di Indonesia. Dari Ular Dipong yang dapat tumbuh hingga 2,7 m hingga
Ular Piton Sanca Kembang yang dapat tumbuh hingga 7 meter. Ular Piton tidak
memiliki yang bisa, tetapi kekurangan ini ditutupkan dengan ukurannya yang
sangat besar, serta memiliki otot tubuh yang kuat untuk melilit mangsa. Ular
Piton yang ditemukan di Indonesia biasanya memangsa hewan berdarah hangat
seperti tikus, dan hewan pengerat lain, namun pada spesies yang lebih besar
juga dapat memangsa hewan seperti rusa, ayam dan lain-lain
Total jumlah spesies: 12
..................................
Sanca
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sanca adalah nama umum bagi
sekelompok ular-ular pembelit dari suku Pythonidae.
Dikenal umumnya sebagai pythons dalam bahasa Inggris,
kata ini sesungguhnya dipinjam dari bahasa Gerika python (πυθων),
yang mengacu pada ular yang sama. Sanca diketahui menyebar luas di Afrika, Asia dan Australia;
beberapa jenisnya diketahui sebagai ular yang terpanjang di dunia. Meskipun
umumnya publik mengenal jenis-jenis sanca sebagai ular yang tak berbisa, sejatinya pada kadar tertentu masih
terdapat kandungan bisa pada liurnya.
Saat ini diketahui delapan genus dan 40 spesies yang
diakui dunia ilmiah tergabung dalam suku ini.[2]
Daftar
isi
Agihan geografis[sunting | sunting sumber]
Jenis-jenis sanca menyebar luas mulai dari Afrika, Nepal, India, Burma, Tiongkok selatan, Asia Tenggara, Filipina tenggara,
Kepulauan Indonesia hingga Nugini dan Australia.[1]
Di Amerika Serikat,
juga berkembang populasi sanca bodo (Python
bivittatus) di Taman
Nasional Everglades Florida sebagai
spesies invasifsemenjak
akhir 1990an.[3]
Kebiasaan
Kebanyakan jenis sanca merupakan predator penyergap,
yang sabar menanti mangsanya sambil menyamar di antara dedaunan atau serasah,
dan secara tiba-tiba menyerang mangsa yang lalu di hadapannya. Pada umumnya
ular-ular ini tidak menyerang manusia jika tidak diganggu atau diprovokasi
lebih dahulu; meskipun ular betina yang sedang melindungi telur-telurnya bisa
berlaku agresif. Dahulu cukup sering terjadi serangan sanca pada manusia,
sebagaimana dilaporkan dari Asia Selatan dan Tenggara, namun kini telah banyak
berkurang.
Sanca menggigit dan memegang mangsanya dengan gigi-giginya
yang tajam melengkung ke belakang, empat deret di rahang atas dan dua deret di
rahang bawah, sebelum pada akhirnya membelit dalam beberapa lilitan untuk
membunuh mangsanya itu. Berlawanan dengan pendapat umum, sanca --sekalipun yang
berukuran besar seperti sanca kembang --
tidaklah meremuk mangsanya dengan belitan itu. Alih-alih, mangsa yang
dibelitnya itu mati karena tak bisa bernafas, akibat tulang-tulang iganya tak
bisa meregang tertahan oleh belitan yang semakin lama semakin mengetat.[4][5][6]
Ular-ular berukuran besar diketahui biasa memangsa hewan
hingga seukuran kucing rumah,
namun pernah tercatat pula mangsa-mangsa yang berukuran lebih besar. Sanca Asia
diketahui pernah memangsa rusa dewasa, dan sanca afrika Python sebae tercatat
pernah memangsa antelop.
Mangsa-mangsa ini ditelan bulat-bulat, dan diperlukan waktu beberapa hari
hingga beberapa minggu hingga ular itu dapat mencerna tubuh mangsa seluruhnya.
Bisa[sunting | sunting sumber]
Riset yang dilakukan Bryan G. Fry dkk. (2006) menyimpulkan
bahwa semua jenis ular, termasuk sanca, berasal dari nenek moyang yang berbisa[7].
Kajian yang lebih mutakhir oleh Fry dkk. (2013) memperoleh bukti bahwa meskipun
utamanya kelenjar-kelenjar di rahang sanca memproduksi lendir, kelenjar ludah
itu juga menghasilkan beberapa jenis bisa dalam jumlah kecil, termasuk 3FTx (three-finger
toxins), serta racun-racun lektin dan vefikolin; sebagaimana biasa didapati
pula pada bisa ular-ular caenophidia dan kadal-kadal berbisa.
Adanya kandungan bisa, bukan hanya racun-racun yang telah disebutkan itu,
melainkan juga jenis-jenis racun yang lain, pada ludah ular kepala-dua(Cylindrophis
ruffus) dan juga pada iguana dan biawak,
mengindikasikan bahwa adanya sejumlah kecil bisa pada ludah sanca merupakan
relik (sisa-sisa) perkembangan sistem kelenjar bisa pada nenek moyang sanca
dan boa, yang kemudian menyusut karena tidak
lagi dibutuhkan senyampang ular-ular besar itu mengembangkan sistem otot pembelit
untuk membunuh mangsanya.[8]
Reproduksi[sunting | sunting sumber]
Ular-ular sanca bertelur (ovipar); dan ini yang
membedakannya dengan ular-ular boa (suku Boidae) yang
kebanyakan ovovivipar.
Telur-telur ini kemudian dierami oleh induk sanca hingga menetas. Meskipun
jenis-jenis ular dikenal sebagai ‘berdarah dingin’, induk sanca diketahui dapat
meningkatkan suhu lingkungan di sekitar telur-telurnya. Sembari bergelung
melingkari kumpulan telur-telurnya, ular betina menggerakkan otot-otot tubuhnya
agar berkontraksi membangkitkan bahang untuk menghangatkan telur-telur dan
udara di sekitarnya. Menjaga agar sedapat mungkin telur-telur itu berada pada
temperatur yang konstan, adalah sangat penting bagi pertumbuhan embrio yang
sehat. Selama masa mengerami itu, induk sanca tidak makan dan hanya
meninggalkan telur-telurnya untuk berjemur di bawah matahari, untuk menaikkan
suhu tubuhnya.
Konservasi[sunting | sunting sumber]
Banyak jenis-jenis sanca yang menjadi sasaran perburuan
manusia; yang berukuran besar untuk diambil kulitnya yang berharga tinggi, dan
yang berukuran kecil untuk dijadikan hewan timangan. Beberapa jenisnya telah
menjadi langka dan bahkan terancam kepunahan, seperti jenis-jenis sanca india (Python
molurus), sanca bodo (P.
bivittatus), dan di beberapa daerah juga sanca kembang (P.
reticulatus).
Sanca termasuk salah satu reptil timangan yang populer.
Beberapa jenisnya telah berhasil ditangkarkan dan dikembangkan perdagangannya
sebagai hewan timangan (pet). Akan tetapi jenis-jenis tertentu dapat tumbuh
besar hingga mencapai ukuran yang dapat melukai atau membunuh manusia, sehingga
pemeliharanya perlu berhati-hati menanganinya. Ada, meskipun jarang, catatan
mengenai kasus terbunuhnya pemilik sanca oleh ular peliharaannya[9].
Lihat
Catatan taksonomis[sunting | sunting sumber]
Ular-ular sanca berkerabat erat dengan boa, lebih dekat
ketimbang suku-suku ular lainnya. Boulenger (1890)
sempat memasukkan kelompok sanca sebagai anak suku (Pythoninae) dari suku
ular-ular boa (Boidae)
namun sekarang dipisah menjadi suku tersendiri, Pythonidae.[1]
.......................................
Link
.....................................
13 Jenis Piton
Indonesia yang Harus Anda Ketahui Keberadaannya YUNANTO WIJI UTOMO
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "13 Jenis Piton Indonesia yang Harus Anda Ketahui Keberadaannya", https://sains.kompas.com/read/2017/03/30/22091941/13.jenis.piton.indonesia.yang.harus.anda.ketahui.keberadaannya.
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "13 Jenis Piton Indonesia yang Harus Anda Ketahui Keberadaannya", https://sains.kompas.com/read/2017/03/30/22091941/13.jenis.piton.indonesia.yang.harus.anda.ketahui.keberadaannya.
Penulis : Yunanto Wiji Utomo
KOMPAS.com - Sanca
batik, jenis piton yang memangsa petani di Sulawesi, bukan satu-satunya piton
di Indonesia. Seperti halnya hewan lain, piton yang hidup di Indonesia pun
beragam. Ada yang hidup di air, pohon, maupun di bebatuan. Peneliti ular dari
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy, menguraikan bahwa
setidaknya ada 13 jenis piton yang hidup di Indonesia. Apa saja dan bagaimana
ciri-cirinya? Berikut uraian singkat berdasarkan data yang dihimpun Kompas.com
dari Reptile Database dan International Union for Conservation of Nature
(IUCN). (Baca juga Kasus Piton di Sulawesi, Bagaimana Ceritanya Bisa Memangsa
Petani?)
Sanca Batik (Python
reticulatus)
Punya pola warna
menyerupai batik. Penyebarannya di seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, bisa
dijumpai dari Sumatera hingga Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Jenis ini
terdaftar sebagai reptil terpanjang di dunia. Panjangnya bisa mencapai 8 meter.
(Baca juga Mengenal Sanca Batik, Jenis Piton yang Memangsa Manusia di Sulawesi)
Sanca Bodo atau
Python Burma (Python bivittatus)
Piton ini merupakan
jenis yang paling fenomenal. Tersebar di Sumatera, Jawa, hingga Bali, piton ini
makin sulit ditemui di hutan yang jadi habitat aslinya tetapi justru jadi
spesies invasif di Amerika Serikat. Jenis piton ini banyak diperdagangkan
sehingga statusnya menurut IUCN pun "Rentan". Sanca Darah (Python
brongersmai) Jenis piton ini ditemukan di Sumatera. Tubuhnya pendek, maksimal 3
meter, dam cenderung gemuk. Ciri utamanya adalah warna tubuh yang kemerahan,
menyerupai darah. Ular ini juga kerap disebut sebagai ular sawah darah atau
ular tepek.
Sanca Darah Hitam
(Python curtus)
Spesies ini juga
ditemukan di Sumatera dan memiliki tubuh pendek seperti P brongersmai. Bedanya,
warnanya cenderung lebih gelap. Sanca darah hitam juga jadi salah satu incaran
pedagang kulit hewan sebab pola warnanya yang menarik untuk bahan dasar tas,
sepatu, atau aksesori lainnya.
Puraca (Python
breitensteini)
Jenis ini sebelumnya
dianggap satu spesies dengan Phyton curtus namun akhirnya dipisahkan. Ular ini
endemik Borneo dan punya warna dominan coklat. Oleh warga lokal, ular yang tak
akan lebih dari 3 meter ini kerap disebut ripung atau lipung.
Sanca Bulan (Simalia
boeleni)
Jenis piton ini
hidup di pegunungan Papua pada ketinggian lebih dari 1.750 meter di atas
permukaan laut. Warnanya cenderung kehitaman. Panjang tubuh dewasanya hanya
sekitar 3 meter sehingga mangsanya pun hewan-hewan kecil.
Sanca Hijau (Morelia
viridis)
Di Indonesia, jenis
ini ditemukan di Papua. Bila jenis sanca lainnya berwarna gelap, jenis ini
berwarna hijau terang. Berukuran tak terlalu panjang, ular ini banyak ditemukan
di pepohonan. Ular berwarna hijau agar bisa menyamarkan diri sebagai dedaunan.
Sanca Permata (Morelia amethistina)
Piton ini juga
dijumpai di Papua. Karakteristik utamanya adalah warna sisik yang terang
menyerupai permata. Sanca permata terpanjang yang pernah ditemukan mencapai 8,5
meter. Tapi, itu langka. Biasanya, ukuran 5 meter pun sudah tergolong besar
untuk jenis ini.
Piton Halmahera
(Morelia tracyae)
Jenis piton ini
mirip dengan sanca permata tetapi tersebar di wilayah berbeda. Morelia tracyae
tersebar hanya di wilayah Halmahera, mencakup Ternate, Tidore, hingga Tanimbar.
Piton Maluku
(Morelia clastolepis)
Jenis ini tersebar
di wilayah Maluku. Karakteristik utamanya adalah warna tubuh yang coklat
terang.
Sanca Pelangi
(Liasis fuscus)
Jenis piton ini
ditemukan di Papua. Warna tubuhnya sebenarnya coklat, tetapi akan menyerupai
pelangi bila terkena cahaya. Ular ini aktif pada malam hari. Saat siang, ular
ini biasanya bersembunyi di vegetasi atau di dekat sungai.
Sanca Mata Putih
(Liasis savuensis)
Jenis ini juga
tersebar di Papua. Panjangnya hanya sekitar 1,5 meter sehingga kadang disebut
piton terkecil di dunia. Karakteristik utamanya adalah bagian mata yang
berwarna putih. Ular ini biasanya memangsa tikus dan hewan berukuran sedang.
Sanca Coklat
(Leiophyton albertisii)
Piton berwarna ini
bsia ditemukan di Papua. Warnanya sebenarnya coklat tetapi akan tampak
mengkilau bila terkena cahaya. Panjangnya tak lebih dari 2,5 meter.
............................
Link
...................................
Link
................................
Reptarenavirus pada Ular Boidae dan
Pythonidae pada Fasilitas Penangkaran di Pulau Jawa Bagian Barat
Inclusion body
disease (IBD) pada ular boa dan piton merupakan penyakit virus fatal yang
disebabkan oleh Reptilian arenavirus (Reptarenavirus). Penyakit ini telah
menyebar hampir ke seluruh dunia, namun belum ada informasi mengenai IBD di
Indonesia meskipun telah dilakukan importasi ular dari negaranegara yang telah
melaporkan IBD di penangkaran dan fasilitas eksitu lainnya. Tujuan penelitian
ini adalah mendeteksi Reptarenavirus pada populasi ular di beberapa fasilitas
penangkaran di Indonesia serta optimisasi pengujian Reverse Transcription -
Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) dengan menggunakan primer GP dan primer NP
untuk mendeteksi virus tersebut. Sampel usap oral dan kloaka dari 50 ekor ular
boa dan piton dikoleksi dan dilakukan pengujian RT-PCR menggunakan dua set
primer yang menargetkan gen glikoprotein (primer GP) dan nukleoprotein (primer
NP). Kedua primer yang digunakan menghasilkan produk dengan spesifitas tinggi,
namun primer NP lebih sensitif daripada primer GP sehingga lebih tepat
digunakan dalam uji skrining. Prevalensi infeksi Reptarenavirus pada ular
sampel adalah sebesar 54% (27/50). Ular yang terdeteksi positif adalah
mayoritas B. constrictor sehat (89%; 24/27), dua Morelia viridis sakit (7%;
2/27) dan satu Python regius sehat (4%; 1/27). Adanya infeksi subklinis
Reptarenavirus dalam penelitian ini mengkonfirmasi peran ular boa sebagai
karier potensial. Penelitian ini merupakan laporan pertama yang menunjukkan
keberadaan Reptarenavirus pada ular boa dan piton pada penangkaran di
Indonesia. Hal ini menyoroti pentingnya upaya preventif untuk melindungi
populasi ular liar di alam.
................................
Link
................................
Link
................................
Link
...............................
TERIMA KASIH, HANYA BERUSAHA MENGHIMPUN DARI WEB-WEB YANG ADA,SEMOGA
BERMANFAAT
............................
............................
............................
............................
............................
............................
SUMBER DARI WEB BERBAHASA INGRIS,
TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN :
Search Parameters
·
Higher
taxa: Pythonidae
Search results
Species
found: 40
Pencarian
lanjutan
Silakan
gunakan kotak teks berikut untuk melakukan pencarian Anda. Untuk melihat daftar
lengkap setiap spesies di Database Reptil, biarkan kotak teks kosong dan klik
'Cari'. Untuk melakukan pencocokan ag yang tepat
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
...............................
Ular adalah ular
nonvenom yang ditemukan di Asia, Afrika, dan Australia. Karena mereka bukan
asli Amerika Utara atau Selatan, mereka dianggap ular Dunia Lama. Kata python
dapat merujuk pada keluarga Pythonidae atau genus Python, yang ditemukan dalam
Pythonidae.
Ada 41 spesies
python yang ditemukan di dalam keluarga Pythonidae, menurut Database Reptil.
Meskipun kedua ular sanca dan ular boa adalah konstriksi besar, mereka adalah
keluarga yang terpisah.
Karakter fisik
Keluarga Pythonidae
mengandung beberapa ular ular terbesar di dunia, menurut Sara Viernum, pendiri
The Wandering Herpetologist yang berpusat di Wisconsin. ”Kebanyakan ular sanca
adalah ular besar ... seperti ular sanca batik (Python reticulatus), yang dapat
tumbuh sepanjang 9 meter,” katanya. "Ada juga spesies ular sanca kecil
seperti ular sanca anthill (Antaresia perthensis), yang panjangnya hanya 61
sentimeter dan dianggap sebagai spesies ular sanca terkecil di dunia."
Warna dan ukuran
berbagai spesies python sangat bervariasi. Bergantung pada habitat lokal mereka
dan kebutuhan akan kamuflase, pewarnaan dapat berkisar dari skala dengan pola
yang rumit (seperti yang ada pada python Burma, bola python dan banyak spesies
lainnya) hingga coklat solid (leiopyton) hingga hijau terang (python pohon
hijau), tetapi para ilmuwan mencatat beberapa kesamaan fisik yang lebih halus.
"Sebagian
besar spesies python memiliki lubang labial penginderaan panas untuk membantu
mereka menemukan mangsa berdarah panas," kata Viernum. Ular yang memakan
mangsa berdarah dingin tidak memiliki lubang labial. Terlepas dari panjangnya,
ular sanca berukuran besar untuk ukurannya. Mereka memiliki kepala berbentuk
segitiga dan gigi tajam, melengkung ke belakang yang mereka gunakan untuk
meraih mangsa. Gigi ular sanca arboreal lebih panjang dari sepupu terestrial
mereka. Ular arboreal juga memiliki ekor yang sangat sensitif.
"Pythonidae dianggap keluarga
primitif ular terutama karena ular piton memiliki sisa-sisa panggul dan anggota
tubuh belakang vestigial kecil, yang disebut taji, terletak di kedua sisi
kloaka mereka," lanjut Viernum. "Taji jantan lebih besar daripada
taji betina." Ular juga memiliki dua paru-paru, karakteristik primitif,
karena sebagian besar ular berevolusi hanya memiliki satu paru-paru.
Habitat
Di Asia, Afrika,
Oseania, dan Australia, ular sanca tinggal di iklim yang relatif hangat dan
basah. Banyak spesies tumbuh subur di hutan hujan, meskipun ular sanca juga
hidup di padang rumput, hutan, rawa, singkapan berbatu, bukit pasir dan semak
belukar, menurut Kebun Binatang San Diego. Ular berlindung di lubang, di bawah
batu, di liang mamalia yang ditinggalkan dan cabang-cabang pohon, tergantung
pada spesies. Karena manusia telah mengembangkan habitat ular sanca, ular piton
menjadi terbiasa berlindung di puing-puing perkotaan dan pertanian.
Meskipun asli dari Dunia Lama, satu
spesies python telah membuat rumah di Belahan Bumi Barat. "Python Burma
adalah spesies invasif yang telah ditemukan hidup dan berhasil berkembang biak
di Florida Everglades," kata Viernum. Iklim Everglades memungkinkannya
hidup seperti halnya di rawa-rawa Asia Tenggara.
Tingkah laku
Karena bentuknya
yang besar, ular sanca bergerak dengan memajukan ke depan dalam garis lurus.
Ini disebut gerakan "kemajuan garis lurus", menurut Kebun Binatang
San Diego. Ular mengeraskan tulang rusuk mereka untuk dukungan terhadap tanah
kemudian mengangkat perut mereka dan mendorong diri mereka ke depan. Ini adalah
bentuk gerakan lambat dan ular tidak bisa mencapai lebih dari 1 mph (1,6 kph).
Banyak spesies
python adalah perenang yang sangat baik, sementara yang lain adalah arboreal,
menurut Viernum. "Mereka menggantung dari cabang dengan ekornya yang dapat
diatur."
Kebiasaan berburu
dan makan
Ular sanca memiliki
pola makan yang berbeda, tergantung pada ukurannya. Ular-ular kecil, seperti
ular sanca, kebanyakan memakan hewan pengerat, kadal, dan burung kecil. Ular
yang lebih besar memakan mamalia sebesar monyet, walabi, kijang, dan babi.
Menurut Kebun Binatang San Diego, seekor ular piton pernah ditemukan dengan
macan tutul kecil di perutnya. Menurut sebuah artikel dalam Prosiding National
Academy of Sciences Amerika Serikat, ada laporan tentang ular sanca batik besar
menyerang manusia.
"Ular adalah
predator penyergap nonvenomous," kata Viernum. "Beberapa spesies
mampu berenang dan sebagian berbaring di air dangkal menunggu mangsa
mengunjungi badan air."
Ini adalah mitos
bahwa ular arboreal, seperti ular pohon hijau, meluncurkan diri dari cabang ke
mangsa di bawah ini. Ini bisa menyebabkan cedera serius pada ular. Sebaliknya,
mereka masih berbaring di dahan dan menggoyang-goyangkan ekornya untuk memikat
mangsa mereka. Mereka menyerang saat masih di pohon, menurut Asosiasi Kebun
Binatang dan Akuarium Dunia.
Setelah mereka
meraih mangsa dengan gigi panjang, ular sanca membunuhnya dengan penyempitan.
Bertentangan dengan kepercayaan populer, penyempitan tidak berarti
menghancurkan. Ular dan ular pembatas lainnya tidak menggunakan kekuatan mereka
untuk mematahkan tulang mangsanya. Banyak ilmuwan berpikir bahwa ular piton
mati lemas, meremas tulang rusuk mangsa sehingga tidak bisa bernapas. Namun,
pada 2015, sebuah makalah mengungkapkan teori mati lemas yang dipegang selama
ini dianggap tidak benar dalam boa constrictors, mungkin merupakan constrictor
paling terkenal. Makalah itu mengungkapkan bahwa memeras membanjiri sistem
peredaran darah, memotong darah dari otak dan menyebabkan kematian. Para
ilmuwan sedang meneliti apakah konstriktor lain, termasuk ular sanca, juga
menggunakan metode ini.
Ketika mangsa sudah mati, ular piton perlahan membuka rahangnya
dan menelan seluruh mangsanya, kepala lebih dulu. Setelah makan, ular piton
beristirahat di tempat yang hangat saat dicerna. [Terkait: Kemampuan Makan
Ekstrem Python Dijelaskan
Reproduksi dan umur
Waktu musim kawin
python tergantung pada spesies. Saat pacaran, jantan menggunakan taji besar
mereka (vestigial limbs) untuk membelai betina, menurut Viernum.
"Semua ular
sanca adalah lapisan telur (ovipar)," kata Viernum. Ini membedakan mereka dari
boas, keluarga ular ular besar lainnya di dunia, yang melahirkan anak muda.
"Sebagian
besar spesies python memberikan perawatan orang tua pada telurnya,"
Viernum melanjutkan. "Betina akan membuat sarang dari tumbuh-tumbuhan dan
tanah atau menggunakan lubang tua. Setelah telur diletakkan, betina akan
melilit mereka untuk melindungi telur dan agar tetap hangat. Jika suhu di dalam
sarang mulai berkurang, betina akan mengerutkan ototnya untuk menghangatkan
telur. Ini dikenal sebagai thermogenesis yang menggigil. Betina biasanya tidak
memberi makan selama waktu ini dan hanya membiarkan sarang berjemur. Setelah
telur menetas, betina tidak peduli untuk ular penetasan. "
Viernum mengatakan bahwa beberapa
spesies ular piton hidup 25 tahun atau lebih. Kebun Binatang San Diego
mendaftarkan 35 tahun sebagai masa hidup maksimum mereka.
Taxonomy/classification
Kingdom: Animalia
Subkingdom: Bilateria
Infrakingdom: Deuterostomia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Infraphylum: Gnathostomata
Superclass: Tetrapoda
Class: Reptilia
Order: Squamata
Suborder: Serpentes
Infraorder: Alethinophidia
Family: Pythonidae
Genera:
Subkingdom: Bilateria
Infrakingdom: Deuterostomia
Phylum: Chordata
Subphylum: Vertebrata
Infraphylum: Gnathostomata
Superclass: Tetrapoda
Class: Reptilia
Order: Squamata
Suborder: Serpentes
Infraorder: Alethinophidia
Family: Pythonidae
Genera:
·
Antaresia – 3 species
·
Apodora – 1 species
·
Aspidites – 2 species
·
Bothrochilus – 1 species
·
Leiopython – 6 species
·
Liasis – 3 species
·
Morelia – 7 species
·
Python – 7 species
Pilih fakta spesies
Python Burma
(Python molurus bivittatus atau Python bivittatus)
ITIS
mengklasifikasikan ular ini sebagai subspesies; sumber lain, seperti Database
Reptil, menyebutnya spesies terpisah. Ular Burma adalah ular besar asli Asia Tenggara
yang baru-baru ini menjadi berita utama dengan muncul di Florida. Mereka
memiliki tubuh berwarna cokelat pucat, kuning-coklat, atau abu-abu dengan
bercak besar, kemerahan yang diuraikan dalam warna putih atau kuning, menurut
Smithsonian National Zoological Park.
Ular Burma secara
teratur ditangkap dan dibunuh untuk diambil kulitnya atau dikembangbiakkan
sebagai hewan peliharaan. Menurut National Park Service, pemilik hewan
peliharaan secara tidak sengaja atau sengaja melepaskan ular piton Burma mereka
ke hutan belantara Florida. Sekarang, mereka hidup dan berkembang biak dengan
sukses di Florida Everglades, kata Viernum, yang menggambarkan mereka sebagai
spesies invasif.
Ular Burma
menyebabkan masalah di Florida. "Spesies ini adalah predator top yang
sangat besar, panjangnya 20 kaki, yang mampu mengonsumsi sebagian besar satwa
liar asli Everglades, termasuk buaya Amerika berukuran sedang," jelas
Viernum. “Ular Burma memiliki sangat sedikit predator di Everglades dan bahkan
tukiknya terlalu besar untuk dikonsumsi kebanyakan predator asli. Betina
menghasilkan rata-rata 40 telur setiap dua tahun dan tukik memiliki panjang
18-36 inci. Spesies ini biasanya mulai berkembang biak pada usia 3-4 tahun.
Karena ukurannya yang besar dan tingkat reproduksi yang relatif tinggi, spesies
ini dianggap sebagai ancaman utama bagi satwa liar asli Everglades. ”
Ball python dan
albino ball python (Python regius)
Bola ular juga
dikenal sebagai ular raja. Mereka asli ke Afrika barat dan tengah tetapi telah
menjadi hewan peliharaan populer di negara-negara Barat. Mereka adalah ular
besar tetapi tidak raksasa, mencapai panjang antara 3 dan 6 kaki (0,9 hingga
1,8 meter), menurut University of Michigan's Animal Diversity Web.
Bola sanca memiliki
garis-garis hitam atau coklat tua di wajah mereka yang sebagian menyilang mata
mereka. Tubuh mereka memiliki bercak coklat gelap besar yang diuraikan dalam
krim dan kemudian diuraikan dalam warna hitam. Menurut Woodland Park Zoo di
Seattle, ada beberapa morf warna bola ular langka, termasuk ular dengan bercak
putih atau kurang pigmen kuning, hitam atau merah.
Ular bola albino
memiliki mutasi genetik yang disebut amelanistisme, yang membatasi pigmen gelap
dan meninggalkan ular putih dengan bercak kuning dan mata merah muda atau
merah. Albino bola piton sangat populer di kalangan pemilik hewan peliharaan
dan mutasi telah dibudidayakan oleh peternak, menurut situs hewan peliharaan
World of Ball Python.
Status membahayakan
Tiga belas spesies python berada di Daftar Merah Spesies
Terancam Punah Internasional Union of Conservation of Nature. Python Ramsay
(Aspidites ramsayi) terdaftar sebagai terancam punah; python Burma (Python
bivittatus) dan python ekor pendek Myanmar (Python kyaiktiyo) terdaftar sebagai
rentan. Spesies lain terdaftar sebagai "yang paling tidak
dikhawatirkan." Manusia adalah ancaman utama bagi ular piton, yang secara
teratur dibunuh untuk kulitnya.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
..............................
Ulasan sistematika dan
taksonomi Pythonidae: garis keturunan ular purba
Abstrak
Di sini kami meninjau
penelitian selama seperempat abad terakhir mengenai sistematika dan taksonomi
dari kelompok ular purba, populer dan bernilai ekonomis yang disebut ular sanca
(Serpentes, Pythonidae). Semua studi filogenetik terbaru mengenali ular piton
sebagai monofiletik; Namun, hubungan filogenetik pada tingkat supraspesifik
saling bertentangan, dan banyak dari hubungan yang dipulihkan bersifat
paraphyletic. Kami mengidentifikasi beberapa perubahan taksonomi yang
diperlukan untuk memperjelas hubungan supraspesifik dan yang menyelesaikan masalah
pemulihan paraphyly dalam beberapa penelitian. Secara keseluruhan, ulasan kami
tentang sistematika filogenetik ular piton menunjukkan ketidaksesuaian yang
cukup besar di antara hubungan yang pulih. Contoh paraphyly muncul, dukungan
simpul rendah terdeteksi, dan taksa terminal tidak stabil di seluruh hipotesis
filogenetik. Dengan demikian kami menyadari bahwa pohon gen pythonid tidak
dapat, karena berbagai alasan, untuk mengungkapkan pohon spesies yang
sebenarnya. Kejadian ini tidak terduga dan dapat muncul dari takson sampling
lengkap, tarik-cabang panjang dan tolakan, homoplasy, polimorfisme leluhur,
dan, lebih khusus, zona anomali. Fenomena ini pada akhirnya menghasilkan
penyortiran garis keturunan yang tidak lengkap, atau kegagalan garis silsilah
untuk bersatu dari waktu ke waktu evolusi. Kami membahas arahan di masa depan
untuk menyelesaikan masalah yang mengganggu ini. Tanpa resolusi, hipotesis
adaptif tentang ular sanca akan terbatas, termasuk hipotesis asal geografis.
Analisis yang memulihkan clade Python sebagai saudari ke clade Indo-Australia
ditafsirkan untuk mendukung asal Laurasian Pythonidae. Sebaliknya, asal
Gondwanan didukung ketika clade Indo-Australia dipulihkan sebagai basal dari
clade Python. Kami menggambarkan morfologi dari dua genera yang baru-baru ini
diusulkan. Akhirnya, kami menunjuk dan menggambarkan neotipe untuk Morelia
azurea dan menawarkan daftar spesies python yang saat ini diterima dan
taksonomi mereka.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
..............................
Link
...........................
Link
....................................
Etimologi: Nama keluarga berasal dari
genus Python, yang merupakan nama ular raksasa yang terbunuh dalam mitologi
Yunani oleh Apollo.1
Catatan: Sebelumnya dimasukkan sebagai
subfamili (Pythoninae) dalam Boidae, Pythonidae sekarang diakui sebagai
keluarga yang berbeda.
Semua anggota keluarga ini tidak berbisa,
membunuh mangsanya dengan penyempitan. Ini mencekik item mangsa, dan mungkin
juga menyebabkan kegagalan sirkulasi. Penyempitan dianggap sebagai perilaku
primitif dan diperagakan oleh sejumlah keluarga ular lainnya.2
Di
Australia, ular sanca dapat dibedakan dari ular darat lainnya dengan jumlah
baris skala menengah yang lebih tinggi (lebih dari sekitar 30 berbanding lebih
sedikit dari sekitar 25).
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
...............................
Peraturan Spesies Alien Terkendali
Boa Constrictors
Apakah semua spesies famili Boidae dan Pythonidae ada dalam
daftar spesies alien yang dikontrol?
Pada Oktober 2009, sebuah amandemen peraturan diusulkan untuk
membahas spesies Boidae dan Pythonidae pada Daftar Spesies Alien Terkendali
yang ada.
Amandemen disetujui, dan perubahan berikut dibuat:
Spesies berikut dianggap "Dilarang":
"Terlarang"
Hanya spesies berikut dalam famili Boidae dan Pythonidae yang
dianggap sebagai Spesies Alien Terkendali "Dilarang". Spesies Alien
Terkendali "Dilarang" tidak dapat dikembangbiakkan, diangkut, atau
dimiliki tanpa izin, juga tidak dapat dilepaskan dalam keadaan apa pun.
Boidae:
·
All species of anaconda (Eunectes spp.)
·
Cuban boa (Epicrates
angulifer)
Pythonidae:
·
Amethystine python (Morelia
amethistina)
·
Boelen’s python (Morelia
boeleni)
·
Seram scrub python (Morelia
clastolepis)
·
Australian scrub python (Morelia
kinghorni)
·
Oenpelli python (Morelia
oenpelliensis)
·
Indian and Burmese pythons (Python
molurus)
·
Southern African rock python (Python
natalensis)
·
Reticulated python (Python
reticulatus)
·
African rock python (Python
sebae)
"Terbatas"
Spesies Boidae dan Pythonidae berikut ini dianggap sebagai Spesies
Alien Terkendali "Terbatas". Spesies Alien Terkendali
"Dibatasi" tidak dapat dilepaskan dalam keadaan apa pun, tetapi dapat
dikembangbiakkan, diangkut, atau dimiliki tanpa izin JIKA mereka kurang dari
tiga meter dari ujung ekor ke ujung moncong. Setelah setiap individu ular yang
terdaftar di bawah ini menjadi lebih dari tiga meter, izin harus diterapkan
untuk kepemilikan dan transportasi individu spesies.
Spesies berikut dianggap "Terbatas":
Boidae:
·
Madagascan ground boa (Acrantophis
madagascariensis)
·
Boa constrictor (Boa
constrictor)
Pythonidae:
·
Papuan python (Apodora
papuana)
·
Black-headed python (Aspidites
melanocephalus)
·
Woma (Aspidites ramsayi)
·
Australian brown python (Liasis
fuscus)
·
Water python (Liasis
mackloti)
·
Australian olive python (Liasis
olivaceus)
·
Carpet python (Morelia
spilota)
(TERJEMAHAN LANGSUNG
DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN
PENYESUAIAN)
..................................
Kelompok ular yang disebut "boas" terdiri dari lebih
dari 40 spesies. Boas peliharaan yang paling populer adalah spesies Dunia Baru,
namun boas juga ditemukan di Afrika dan Asia. Sebagian besar boas hidup di
lingkungan yang berkisar dari hutan hujan tropis hingga hutan kering dan hutan
belukar. Boas pasir (Gongylophis spp.) Dapat ditemukan di padang pasir dan
tanah sabana dan Rosy boas (Lichanura spp.) Hidup di habitat berbatu yang
kering.
Ular ditemukan di Afrika, Australia, dan Asia dalam kondisi yang
berkisar dari hutan hujan hingga gurun. Beberapa spesies terutama penghuni
darat, tetapi sebagian besar dapat ditemukan di semak-semak dan pohon-pohon.
Spesies yang lebih besar sering ditemukan di dekat air dan merupakan perenang yang
kuat.
Boas dan ular piton peliharaan mungkin merupakan hasil
pertanian, penangkaran, atau hasil tangkapan liar. Ular pendamping yang populer
termasuk Boa constrictor (imperator Boa constrictor), Rosy boa, dan Ball python
(Python regius). Bola ular adalah ular jinak yang melilit menjadi bola yang
ketat dengan kepala terkubur di dalam ketika ketakutan. Ular sanca yang
dibiakkan lebih disukai daripada spesimen hasil tangkapan liar karena yang
terakhir dapat berpuasa untuk waktu yang lama dan dapat menjadi pengumpan yang
keras kepala.
Pada
Januari 2012, pemerintah AS melarang impor ular dan telur dari empat spesies,
ular piton Burma, ular piton Afrika utara dan selatan, dan anaconda kuning,
sebagai reaksi terhadap masalah ular piton di Florida selatan.
Diet
Boas dan
ular piton memakan hewan pengerat dengan ukuran yang sesuai, terutama tikus dan
tikus meskipun gerbil lebih disukai oleh ular piton dewasa yang baru saja
diimpor. Ular yang lebih besar juga bisa diberi makan kelinci dan ayam.
Ular
harus diberi makan setiap 1-4 minggu tergantung pada ukuran individu. Ular yang
lebih kecil harus diberi makan lebih sering, dan ular yang lebih besar lebih
jarang. Makanan pra-pembunuhan lebih disukai karena mangsa hidup dapat menimbulkan
gigitan dan goresan yang serius.
Unduh
selebaran klien: Memberi Makan Ular untuk informasi lebih lanjut.
Peternakan
Suhu
Berikan
gradien suhu siang hari 80-85 ° F (27-29 ° C). Pada malam hari, suhu dapat
dikurangi hingga 70-75 ° F (21-24 ° C). Pendinginan musim dingin atau
“brumation” penting untuk penangkaran beberapa spesies seperti boa merah.
Kelembaban
/ air
Sebagian
besar (TETAPI TIDAK SEMUA) spesies melakukannya dengan baik dengan kelembaban
relatif 50-70%. Sediakan mangkuk air yang cukup besar bagi ular untuk
benar-benar merendam tubuhnya, dan cukup berat sehingga hewan itu tidak akan
membungkamnya. kotak kelembaban ”atau tempat persembunyian terisi setengah
jalan dengan lumut sphagnum basah. Tempatkan wadah setengah dan setengah dari
panas.
Ukuran
kandang
Ular
hingga 1,2 m panjangnya dapat dipertahankan setidaknya dalam akuarium 20 galon
(75 L) atau kandang berukuran serupa, tetapi idealnya habitatnya harus
sepanjang ular. Hewan yang lebih besar membutuhkan kandang yang lebih besar.
Misalnya, peternak sering menyimpan ular sanca di dalam kandang (atau bak
Steril) sepanjang 4 kaki.
Tatanan
sosial
Boas dan ular sanca adalah soliter.
Furnitur
kandang
•
Lapisi bagian bawah kandang dengan koran, kertas jagal, atau handuk kertas.
Tempat tidur Aspen menyediakan substrat yang sangat baik.
•
Memberikan keamanan visual dalam bentuk kotak sembunyikan. Kotak sembunyikan
yang aman sangat penting dalam bola python pemalu. Kotak sembunyikan harus
memiliki lubang kecil dan harus cukup kecil sehingga ular dapat merasakan
sisi-sisi yang terkandung ketika meringkuk.
•
Banyak ular akan menggunakan cabang jika disediakan, dan spesies yang lebih
kecil mungkin tetap melingkar di cabang sebagian besar waktu.
•
Batuan datar yang rata dan halus juga harus ada untuk membantu proses pelepasan
atau "ekdisis".
Anatomi
/ fisiologi
Dermatologis:
Kulit
bersisik biasanya ditumpahkan dalam satu bagian dalam proses yang disebut
"ecdysis". Ular tidak memiliki kelopak mata bergerak. Alih-alih skala
yang jelas disebut "tontonan", yang merupakan fusi embrionik kelopak
mata, melindungi mata.
Kardiopulmoner
•
Jantung tiga bilik ular bergerak di dalam tulang rusuk.
•
Ular memiliki cincin trakea yang tidak lengkap.
•
Tidak seperti kebanyakan ular, boid memiliki dua paru-paru dengan ukuran yang
hampir sama, meskipun paru-paru kiri tidak pernah mencapai lebih dari 85% dari
ukuran paru-paru kanan.
Gastrointestinal:
Gigi disusun dalam enam baris dengan dua
baris di rahang atas. Gigi ular ditumpahkan melalui kehidupan, dan melekat pada
permukaan tulang alih-alih akar.
Urogenital:
Ular memiliki sistem portal ginjal. Ular
bertelur ("ovipar"). Boas beruang hidup muda, dan “ovoviviparous”.
Mangsa hidup ditetaskan dari telur di dalam saluran reproduksi.
Dimorfisme seksual:
Kedua boas dan ular sanca memiliki taji
eksternal atau kloaka. Struktur tulang yang tajam, tertutup keratin, adalah
sisa-sisa korset panggul vestigial. Taji lebih baik dikembangkan pada pria, dan
sangat kecil atau tidak ada pada wanita.
Organ kopulator ular adalah
"hemipene". Hemipen terletak di dalam kantung di dasar ekor ventral.
Probing dari kantong pria akan lebih dalam jika dibandingkan dengan wanita.
Pengendalian
• Saat memegang ular, berhati-hatilah
agar tidak berbau seperti makanan ular (mis. Tikus atau kelinci). Cuci tangan
Anda dengan seksama sebelumnya.
• Mendukung kepala, leher, dan tubuh.
Pastikan berat badan tidak ditanggung oleh kondilus oksipital tunggal ular dan
tulang belakang leher.
• Handuk berguna untuk ular agresif.
• Jangan pernah membawa pembatas yang
tersampir di leher.
• Aturan praktis lain demi keselamatan
adalah untuk memanfaatkan satu pawang per 3-4 kaki (0,9-1,2 m) ular. Raksasa
konstriksi memerlukan tindakan pencegahan khusus untuk memastikan keamanan
penangannya.
Venipuncture
Kapal ekor
Tusukan jantung
Suntikan
Berikan suntikan intramuskuler di antara
sisik di otot epaxial. Gunakan setengah tengkorak tubuh untuk menghindari
sistem portal ginjal.
Obat pencegahan
• Pemeriksaan fisik rutin
• Menentukan jenis kelamin
• Pengujian parasit tinja
Kondisi medis
penting
• Virus
penyakit tubuh inklusi boid (IBD)
• Dysecdysis,
penahan kacamata
• Pneumonia
• Stomatitis
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
........................................
Keluarga Ular Pythonidae - Ular
Keluarga Pythonidae adalah keluarga
ular tidak berbisa yang dapat terjadi di seluruh Asia, Afrika, dan Australia.
Kebanyakan dari mereka adalah pembatas kuat yang membungkus mangsanya untuk
membunuhnya. Keluarga ini termasuk python Burma, python bola, python batu
Afrika, dan sekitar 26 spesies lainnya.
Ada banyak mitos dan legenda urban yang berhubungan dengan
ular sanca, terutama karena mereka adalah ular besar. Misalnya, mereka sering
disebut sebagai pemakan manusia. Walaupun mungkin bagi orang Burma dewasa atau
ular sanca batik untuk makan anak, kejadian seperti itu sangat jarang terjadi.
Seperti kebanyakan ular, ular sanca akan dengan cepat melarikan diri jika
diberi kesempatan.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
...................................
Ada banyak perubahan
dalam sistematika ular baru-baru ini, juga mempengaruhi ular yang sebelumnya
disebut raksasa. Sampai 2010 ular piton bersama dengan boas dan pasir boas
dianggap sebagai bagian dari keluarga Boidae dan secara ringkas diringkas
sebagai "ular raksasa". Sejak itu ular piton telah menjadi keluarga
yang terpisah dengan beberapa genus yang tujuh di antaranya saat ini diakui:
Python (true pythons)
Malayopython
Morelia (scrub pythons)
Antaresia (dwarf pythons)
Liasis (water pythons)
Aspidites (black-headed pythons)
Bothrochilus
Python (true pythons)
Malayopython
Morelia (scrub pythons)
Antaresia (dwarf pythons)
Liasis (water pythons)
Aspidites (black-headed pythons)
Bothrochilus
Ular selalu merupakan lapisan telur (ovipar). Mereka hidup di
berbagai habitat mulai dari hutan hujan hingga daerah kering dan berpasir.
Beberapa spesies terikat pada substrat, yang lain adalah pendaki yang sempurna.
Pada prinsipnya ular sanca sangat cocok sebagai hewan
terarium. Di antara mereka ada katai panjangnya kurang dari satu meter, banyak
spesies berukuran sedang dan beberapa raksasa, yang termasuk di antara
"Lima Besar". Ini termasuk spesies berikut, empat ular sanca dan satu
boa:
• Python Burma (Python bivittatus)
• Rock Python (Python sebae)
• Reticulated Python (Malayopython reticulatus)
• Python Amethystine Australia (Simalia kinghorni)
• Hebat / Hijau Anakonda (Eunectes murinus)
Yang disebut "Lima Besar" bisa
berbahaya bagi manusia. Hewan besar dengan panjang lebih dari tiga meter tidak
boleh dimanipulasi tanpa dukungan prinsipal. Sama seperti ular berbisa yang
harus Anda pertimbangkan dengan saksama sebelum membeli apakah Anda secara
permanen memiliki kemungkinan dan kemampuan untuk menangani dan merawat spesies
sebesar itu. Pikiran tambahan tentang bahaya potensial dapat ditemukan dalam
literatur.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
.............................
Inkubasi
Menginkubasi telur ular adalah salah satu
aspek hobi yang paling memuaskan.
Telur emas putih itu adalah hasil kerja
keras dan usaha selama bertahun-tahun. Anda telah melihat hewan-hewan Anda
tumbuh dari cacing kecil hingga spesimen dewasa yang cantik. Upaya pemuliaan
yang telah dilakukan mungkin berhasil atau tidak pada percobaan pertama. Untuk
beberapa spesies, butuh bertahun-tahun untuk melihat buah dari semua kerja
Anda. Tetapi ketika keindahan-keindahan itu diletakkan permainan menunggu yang
lain dimulai ......
Pemuliaan ibu
Jika Anda adalah peternak ular yang
sukses dan Anda menguasai semua aspek dalam hobi, maka Anda dapat membawanya ke
tingkat berikutnya. Membiarkan betina Anda berkembang biak
telurnya sendiri. Tapi itu tidak semudah
kedengarannya, perempuan tidak bisa melakukan semua pekerjaan sendiri. Anda
harus membantunya dengan beberapa aspek. Apakah Anda siap untuk pekerjaan itu,
apakah Anda ingin mengambil risiko kehilangan telur-telur berharga itu?
Membiakkan item mangsa
Memberi makan ular bisa menjadi bagian
mahal dari hobi. Tidak semua orang memiliki kemewahan dari pemulia hewan
pengerat yang baik di dekatnya dan harus mendapatkan hewan pengerat dari toko
hewan yang mahal. Ketika Anda memiliki koleksi yang cukup besar
ular daripada ada pilihan untuk
membiakkan hewan pengerat Anda sendiri. Ini bisa menjadi hobi dengan sendirinya
dan tidak selalu hobi yang paling menyenangkan.
Pernahkah Anda berpikir tentang apa yang
harus memberi makan tikus Anda? Apa yang akan Anda gunakan sebagai tempat
tidur. Apa yang Anda lakukan dengan tikus yang telah tumbuh besar? Bagaimana
Anda akan menjaga bau tikus Anda? Ini hanya beberapa contoh pertanyaan yang
harus Anda ingat ketika memulai pembiakan hewan pengerat Anda sendiri.
Membiakkan item mangsa
Memberi makan ular bisa menjadi bagian
mahal dari hobi. Tidak semua orang memiliki kemewahan dari pemulia hewan
pengerat yang baik di dekatnya dan harus mendapatkan hewan pengerat dari toko
hewan yang mahal. Ketika Anda memiliki koleksi yang cukup besar
ular daripada ada pilihan untuk
membiakkan hewan pengerat Anda sendiri. Ini bisa menjadi hobi dengan sendirinya
dan tidak selalu hobi yang paling menyenangkan.
Pernahkah
Anda berpikir tentang apa yang harus memberi makan tikus Anda? Apa yang akan
Anda gunakan sebagai tempat tidur. Apa yang Anda lakukan dengan tikus yang
telah tumbuh besar? Bagaimana Anda akan menjaga bau tikus Anda? Ini hanya
beberapa contoh pertanyaan yang harus Anda ingat ketika memulai pembiakan hewan
pengerat Anda sendiri.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
....................................
Daftar periksa beranotasi dari ular piton yang baru punah
(Serpentes, Pythonidae), dengan catatan tentang nomenklatur, taksonomi, dan
distribusi
Abstrak
McDiarmid et al. (1999) menerbitkan bagian pertama dari katalog
taksonomi ular-ular dunia yang direncanakan. Sejak itu, beberapa taksa python
baru telah dijelaskan dalam literatur ilmiah dan publikasi non-peer-review.
Daftar periksa ini mengevaluasi status tata nama dari nama-nama tersebut dan
membahas status taksonomi dari taksa baru, dan bertujuan untuk melanjutkan
pekerjaan McDiarmid et al. (1999) untuk keluarga Pythonidae, yang mencakup
periode 1999 hingga 2010. Banyak taksa baru terdaftar, dan jika sinonim terbaru
yang sesuai dimasukkan dan anotasi dibuat. Daftar periksa dan kunci
identifikasi taksonomi untuk taksa yang valid disediakan.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
....................................
Ada hampir 2.800
spesies ular berbeda yang telah ditemukan di dunia. Dan jumlah itu berubah
secara teratur karena lebih banyak ditemukan.
Tapi tidak semua
spesies ular dipelihara sebagai hewan peliharaan. Ular yang paling sering
dipelihara adalah dalam keluarga Boidae, Pythonidae, dan Colubridae. Meskipun
Anda mungkin bisa mendapatkan hampir semua jenis ular dari pertunjukan reptil
atau online, spesies ular peliharaan yang biasa dipelihara dari keluarga ini
tercantum di sini. Banyak jenis ular lain disimpan sebagai hewan peliharaan.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
.................................
Deteksi patogen di Boidae dan Pythonidae dengan dan tanpa
penyakit pernapasan
Abstrak
Penyakit
pernapasan pada ular boid sering terjadi di penangkaran, tetapi sedikit
informasi yang tersedia tentang etiologinya. Penelitian ini dilakukan untuk
menentukan terjadinya patogen terkait paru-paru pada ular boid dengan dan tanpa
tanda-tanda pernapasan dan / atau pneumonia. Secara total, 80 ular boid dari
keluarga Boidae (n = 30) dan Pythonidae (n = 50) dari 48 koleksi pribadi dan
kebun binatang dimasukkan dalam survei ini. Kondisi peternakan dievaluasi
menggunakan kuesioner terperinci. Semua ular diperiksa secara klinis dan
dikelompokkan menjadi ular dengan atau tanpa tanda-tanda pernapasan. Sampel
pencucian trakea dari semua ular diperiksa secara bakteriologis dan virologis.
Semua ular eutanasia, dan pemeriksaan patologis lengkap dilakukan. Tanda-tanda
pernapasan dan pneumonia terdeteksi lebih sering di ular daripada di boas.
Pneumonia catarrhal akut didiagnosis lebih sering pada ular tanpa tanda-tanda
pernapasan daripada pada ular dengan tanda-tanda pernapasan, yang menunjukkan
pneumonia fibrosa dan fibrosa. Kondisi peternakan yang buruk merupakan pemicu
penting untuk pengembangan tanda-tanda pernapasan dan pneumonia. Patogen
bakteri yang berbeda diisolasi di hampir semua ular dengan pneumonia, dengan
spesies Salmonella yang paling umum. Ferlavirus (sebelumnya dikenal sebagai
ophidian paramyxovirus) -RNA terdeteksi hanya pada ular sanca. Penyakit tubuh
inklusi jarang terlihat pada ular piton tetapi sering pada boas. Adenovirus dan
Mycoplasma adalah patogen lain yang didiagnosis pada ular tunggal dengan
pneumonia. Dalam ular boid hidup dengan tanda-tanda pernapasan, sampel
pencucian trakea ditemukan menjadi alat diagnostik yang berguna untuk
mendeteksi patogen virus dan bakteri.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
.......................................
Sebuah
metode baru identifikasi jenis kelamin ular caenophidian menggunakan penanda
molekuler berdasarkan dua gen gametologous
Identifikasi jenis kelamin memberikan informasi penting untuk
studi ekologi dan evolusi, serta menguntungkan manajemen konservasi ular.
Metode tradisional seperti penyelidikan cloacal atau cloacal popping sangat
kontraproduktif untuk identifikasi jenis kelamin mengenai spesies yang sangat
kecil, yang mengakibatkan kesulitan dalam pengelolaan program pemuliaan mereka.
Dalam penelitian ini, sekuens nukleotida gen gametologous (gen CTNNB1 dan WAC)
digunakan untuk pengembangan penanda jenis kelamin molekuler pada ular
caenophidian. Dua kandidat penanda dikembangkan dengan dua set primer, dan
berhasil diamplifikasi oleh satu pita pada gel agarosa pada pria (ZZ) dan dua
pita, berbeda dalam ukuran fragmen, pada wanita (ZW) dari 16 ular caenophidian
untuk CTNNB1 dan 12 caenophidian ular untuk WAC. Marker kandidat lain
dikembangkan dengan set primer untuk memperkuat urutan spesifik untuk homolog
CTNNB1W, dan produk PCR berhasil diperoleh dalam pita DNA 250-bp khusus wanita.
Tiga kandidat penanda jenis kelamin PCR menyediakan metode identifikasi jenis
kelamin sederhana berdasarkan pada amplifikasi gen gametologous, dan mereka
dapat digunakan untuk memfasilitasi program konservasi dan pengelolaan ular
Caenophidian yang efektif.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
..............................................
Penemuan
Kromosom Seks XY dalam Boa dan Python
Selama lebih dari 50 tahun, para ahli biologi telah menerima bahwa semua
ular yang ada berbagi kromosom seks ZW yang sama yang berasal dari nenek moyang
yang sama [1, 2, 3], dengan spesies yang berbeda menunjukkan kromosom seks pada
berbagai tahap diferensiasi. Dengan demikian, ular telah menjadi model yang
dipelajari untuk evolusi kromosom seks pada hewan [1, 4]. Sebuah tinjauan
literatur, bagaimanapun, mengungkapkan tidak ada dukungan kuat yang
meningkatkan dan kromosom seks ZW yang tidak dimiliki piton [2, 5]. Selain itu,
pola filogenetik partenogenesis fakultatif pada ular dan mutasi warna terkait
seks dalam bola python (Python regius) paling baik dijelaskan oleh boas dan
ular sanca yang memiliki sistem kromosom seks XY [6, 7]. Di sini kami
mendemonstrasikan bahwa boa (Boa imperator) dan python (Python bivittatus)
memang memiliki kromosom seks XY, berdasarkan pada penemuan penanda genetik
spesifik pria pada kedua spesies. Kami menggunakan penanda ini, bersama dengan
data transkriptomik dan genomik, untuk mengidentifikasi kromosom seks berbeda
dalam boas dan ular sanca, menunjukkan bahwa sistem XY berevolusi secara
independen di setiap garis keturunan. Penemuan ini menyoroti evolusi dinamis
kromosom seks vertebrata dan selanjutnya meningkatkan nilai ular sebagai model
untuk mempelajari evolusi kromosom seks.
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
..................................
Ulasan
sistematika dan taksonomi Pythonidae: garis keturunan ular purba
Di sini kami meninjau penelitian selama seperempat abad
terakhir mengenai sistematika dan taksonomi dari kelompok ular purba, populer
dan bernilai ekonomis yang disebut ular sanca (Serpentes, Pythonidae). Semua
studi filogenetik terbaru mengenali ular piton sebagai monofiletik; Namun,
hubungan filogenetik pada tingkat supraspesifik saling bertentangan, dan banyak
dari hubungan yang dipulihkan bersifat paraphyletic. Kami mengidentifikasi
beberapa perubahan taksonomi yang diperlukan untuk memperjelas hubungan
supraspesifik dan yang menyelesaikan masalah pemulihan paraphyly dalam beberapa
penelitian. Secara keseluruhan, ulasan kami tentang sistematika filogenetik
ular piton menunjukkan ketidaksesuaian yang cukup besar di antara hubungan yang
pulih. Contoh paraphyly muncul, dukungan simpul rendah terdeteksi, dan taksa
terminal tidak stabil di seluruh hipotesis filogenetik. Dengan demikian kami
menyadari bahwa pohon gen pythonid tidak dapat, karena berbagai alasan, untuk
mengungkapkan pohon spesies yang sebenarnya. Kejadian ini tidak terduga dan
dapat timbul dari takson sampling lengkap, tarik-cabang panjang dan tolakan,
homoplasy, polimorfisme leluhur, dan, lebih khusus, zona anomali. Fenomena ini
pada akhirnya menghasilkan penyortiran garis keturunan yang tidak lengkap, atau
kegagalan garis silsilah untuk bersatu dari waktu ke waktu evolusi. Kami
membahas arahan di masa depan untuk menyelesaikan masalah yang mengganggu ini.
Tanpa resolusi, hipotesis adaptif tentang ular sanca akan terbatas, termasuk
hipotesis asal geografis. Analisis yang memulihkan clade Python sebagai saudari
ke clade Indo-Australia ditafsirkan untuk mendukung asal Laurasian Pythonidae.
Sebaliknya, asal Gondwanan didukung ketika clade Indo-Australia dipulihkan
sebagai basal dari clade Python. Kami menggambarkan morfologi dari dua genera yang
baru-baru ini diusulkan. Akhirnya, kami menunjuk dan menggambarkan neotipe
untuk Morelia azurea dan menawarkan daftar spesies python yang saat ini
diterima dan taksonomi mereka. © 2015 The Linnean Society of London
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
.............................
Link
............................
Organ-organ indera
Organ-organ indera ular secara unik berbeda dari mamalia dan
hewan lainnya. Tidak seperti mamalia, yang terutama mengandalkan penglihatan
dan pendengaran mereka, ular terutama mengandalkan indera penciuman dan
sentuhan. Mereka tidak memiliki kelopak mata yang bisa digerakkan, tetapi tutup
transparan yang disebut "brille" sebagai penutup mata pelindung.
Karena itu, gerakan mata mereka sangat terbatas. Mereka juga tidak memiliki
telinga luar, telinga tengah, atau membran timpani (gendang telinga).
Sebaliknya, mereka menggunakan ossicle kecil (tulang telinga), yang disebut
"columella," untuk mendeteksi getaran gelombang suara yang dilakukan
melalui tanah. Mereka dapat mengambil beberapa gelombang suara yang dilakukan
di udara, tetapi hanya pada frekuensi yang sangat rendah.
Ular juga bau dengan cara yang sangat berbeda dari mamalia.
Mamalia membawa partikel udara ke dalam kontak dengan penciuman (penciuman)
saraf dengan menghirupnya ke dalam rongga hidung melalui lubang hidung. Ular
memiliki lubang hidung dan rongga hidung, tetapi mereka tidak terbiasa mencium
bau. Alih-alih, menjentikkan lidah sebenarnya adalah alat yang berbau. Ada
organ kecil di atap rongga mulut yang disebut "organ vomeronasal",
atau "organ Jacobson." Lidah bercabang digunakan untuk membawa
partikel udara kecil ke dalam kontak dengan organ ini, dan ular kemudian
merasakan dan mengidentifikasi bau sebagai mangsa, predator, atau sebaliknya.
Jadi, tidak seperti mamalia, lidah tidak digunakan untuk merasakan atau
membantu menelan, tetapi hanya sebagai alat pencium aksesori.
Beberapa ular juga memiliki "indra keenam" yang
bahkan tidak bisa dimegahkan oleh mamalia dan bahkan reptil lainnya. Ular
berbisa, ular derik, dan anggota keluarga ular lain yang dikenal sebagai 'ular
beludak' memiliki lubang khusus yang terletak di antara mata dan lubang hidung
mereka. Lubang-lubang tersebut digunakan untuk merasakan perubahan suhu kecil
sebagai sinar inframerah, sebagai bantuan dalam menemukan mangsa berdarah panas
seperti tikus. Sebuah lubang memiliki dua kamar. Ruang interior secara alami
adalah suhu internal ular itu sendiri. Ruang eksterior memanas ketika dekat
dengan sumber panas, dan ular kemudian dapat mendeteksi perbedaan suhu antara
dua kamar. Sistem ini sangat akurat sehingga ular beludak sebenarnya mampu
mendeteksi perubahan suhu sesedikit 0,002 ° Celcius.
Kulit
Ular, seperti semua reptil, ditutupi sisik yang melindungi
mereka dari abrasi atau dehidrasi. Sisik di bagian atas dan sisi ular lebih
kecil dan lebih tipis daripada yang ditemukan di sisi perut. Sisik tebal dan
besar di perut disebut "sisik," dan mereka membantu melindungi dan
mendukung jaringan yang bersentuhan dengan tanah. Sisik-sisiknya bisa sangat
berwarna-warni dan disusun dalam pola-pola yang menarik. Tidak seperti
kebanyakan hewan lain, tidak ada cara untuk memberitahu jantan dari betina
berdasarkan warna, karena mereka hampir selalu terlihat sama secara eksternal.
Meskipun ular sering digambarkan sebagai
"berlendir," kulit mereka sebenarnya sangat kering, pada
kenyataannya, mereka hanya memiliki dua kelenjar kulit - sepasang kelenjar
aroma anal yang mengeluarkan zat yang digunakan untuk menarik pasangan,
memberikan perlindungan dari predator, dan tandai wilayah. Tidak seperti
binatang lain, ular terus tumbuh sampai hari mereka mati. Akibatnya, ular
secara berkala mencukur kulit mereka dalam proses yang disebut
"ekdisis." Sebelum menumpahkan kulit, ular itu mengambil rona agak
kebiru-biruan dan mata tampak keruh. Ini disebabkan oleh cairan yang terletak
di antara lapisan kulit. Tungau, malnutrisi, dan trauma, antara lain, dapat
menyebabkan disecdysis, atau penumpahan yang tidak normal.
Kulit biasanya terkelupas semua dalam satu potong, termasuk
brille. Pengecualiannya adalah jika ular memiliki mainan. Rattle dipertahankan
saat ular tumbuh, dan segmen baru ditambahkan setiap periode pertumbuhan.
Sering diasumsikan secara keliru bahwa jumlah segmen rattle dapat menunjukkan
usia ular, seperti cincin pada batang pohon. Ini tidak akurat, karena ular
sering menumpahkan lebih dari setahun sekali. Ular muda yang tumbuh dengan
cepat bahkan bisa mati setiap dua bulan. Juga, seiring bertambahnya usia ular
derik, ular itu mungkin kehilangan beberapa bagian akhir dari rattle. Oleh
karena itu, tidak akurat untuk menilai usia ular dengan jumlah segmen
rattle-nya.
Otot dan penggerak
Otot-otot ular digunakan baik untuk menggerakkan mangsa yang
dicerna secara internal maupun untuk pergerakan tubuh secara umum, atau
penggerak. Ada empat jenis dasar penggerak pada ular:
• Perkembangan Serpentine atau lateral: Bentuk gerak ini
adalah merangkak bergelombang, yang biasa disebut 'merayap,' dan bentuk gerakan
yang paling umum. Ini memungkinkan ular untuk mencapai kecepatan maksimum dan
digunakan oleh semua ular air untuk berenang.
• Bujursangkar: Ular besar dan berat juga menggunakan
gerakan ulat atau "inchworm" untuk melakukan perjalanan dalam garis
lurus. Mereka mampu menggerakkan kulit perut ke depan dan kemudian menarik sisa
tubuh.
• Sidewinding: Penggerak ini adalah ketika ular melemparkan
tubuh mereka dalam gerakan melingkar ke samping. Ular yang hidup di gurun pasir
lepas menggunakan jenis gerak adaptif ini.
• Concertina: Beberapa ular menerapkan teknik concertina
saat memanjat pohon. Tubuh berkumpul membentuk loop horizontal dan kemudian
kepala bergerak maju dan tubuh tegak, mirip dengan akordeon atau pegas.
Kerangka dan gigi
Kerangka ular tidak terlalu rumit karena mereka tidak
memiliki pelengkap (anggota badan). Beberapa spesies, seperti boas dan ular
sanca, mempertahankan beberapa struktur peninggalan yang mirip dengan tulang
panggul. Pada beberapa spesies, ini bahkan dapat dilihat secara eksternal dan
disebut "taji." Struktur ini sering digunakan dalam reproduksi. Semua
ular lain hanya memiliki tulang belakang, tulang rusuk, dan tengkorak. Ular
dapat memiliki antara 130-500 vertebra, dengan tulang rusuk yang menempel. Ini
tidak termasuk tulang di bagian ekor, tetapi hanya tulang yang berada di depan
kloaka (analog dengan anus pada mamalia).
Bagian unik dari kerangka ular adalah susunan tengkorak dan
gigi. Adaptasi pada tengkorak memungkinkan ular memakan mangsa yang jauh lebih
besar dari diri mereka sendiri. Tulang dihubungkan oleh ligamen elastis,
memungkinkan banyak peregangan. Sendi rahang atas dan bawah ditempatkan sangat
posterior (paling belakang) di tengkorak, memungkinkan mulut terbuka selebar
mungkin. Juga, tulang rahang bawah tidak menyatu bersama di depan, yang
berarti, mereka bisa bergerak terpisah ketika ular menelan mangsa besar. Selain
itu, seekor ular memiliki tulang tambahan yang longgar yang disebut
"kuadrat" di setiap sisi. Ini memberikan "engsel ganda"
pada persendian dan saat ular menelan, ia bergantian menggerakkan rahang di
setiap sisi wajah dan "menuntun" mangsa ke dalam mulutnya. Adaptasi
lain yang membantu ular menelan mangsa adalah kurva gigi ke belakang. Mereka
miring ke arah tenggorokan dan bertindak sebagai pengait untuk mencegah mangsa
hidup dari lepas. Gigi ular adalah acrodont (melekat pada tulang) dan
polyphydont (dapat tumbuh kembali ketika hilang), dan ular mungkin memiliki
beberapa set gigi sepanjang masa hidupnya. Ini perlu, karena gigi sering hilang
saat makan. Jenis gigi ular memiliki perbedaan tergantung pada metode yang
digunakan untuk menangkap dan membunuh mangsa. Ada tiga jenis gigi pada ular:
Gigi geligi pembatas: Kebanyakan ular memiliki dua baris
gigi di setiap rahang atas dan satu baris di setiap rahang bawah. Semua gigi
pendek dan seperti kait. Semua ular yang tidak beracun memiliki gigi
konstriktor, terlepas dari apakah mereka benar-benar mengerutkan mangsanya.
Ular beracun memiliki taring beralur atau taring berongga.
Alur taring: Ular bertaring hanya memiliki satu baris gigi
di setiap rahang atas, ditambah sepasang taring. Taring memiliki alur yang
berfungsi sebagai jalan bagi racun untuk mengalir ke mangsa dari kelenjar racun
yang terletak di bagian atas kepala.
Taring berongga: Gigi ular taring berlubang melayani tujuan
yang sama dengan taring beralur, tetapi taringnya lebih seperti jarum
hipodermis yang melaluinya racun bisa mengalir. Taring-taring ini bisa ereksi
atau tetap. Gigi ereksi ditarik ke dalam alur di atap mulut dan memanjang
ketika mulut terbuka untuk menyerang, tetapi taring yang tetap selalu
diperpanjang.
Sistem pernapasan
Sistem pernapasan ular termasuk trakea (batang tenggorokan),
bronkus, paru-paru, dan kantung udara. Trakea berasal dari belakang rongga
mulut, dan berakhir di dekat jantung, di mana ia bercabang menjadi dua bronkus.
Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri, yang sangat kecil atau sepenuhnya
vestigial. Organ vestigial berukuran kecil, berdegenerasi, dan tidak berfungsi.
Bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang. Bagian depan
paru-paru adalah vaskular (dengan pembuluh darah) dan berfungsi dalam
pertukaran gas, tetapi bagian kedua paru-paru adalah kantung udara avaskular
(tanpa pembuluh darah) yang meluas ke daerah ekor. Kantung udara melakukan
fungsi hidrostatik pada sebagian besar ular, mengatur tekanan di dalam rongga
tubuh. Karena ular tidak memiliki diafragma, udara masuk dan meninggalkan
paru-paru karena aksi otot-otot tubuh dan pergerakan tulang rusuk.
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus
kecil, usus besar, dan kelenjar. Kerongkongan berjalan berdampingan dengan
kantung udara dari faring, atau tenggorokan, ke perut. Pada mamalia,
kerongkongan sangat berotot dan memindahkan makanan ke perut. Namun, pada ular,
kerongkongan memiliki otot yang sangat sedikit dan makanan dipindahkan ke perut
lebih banyak dengan gerakan seluruh tubuh. Persimpangan antara kerongkongan dan
lambung tidak didefinisikan dengan baik, dan lambung itu sendiri tidak terlalu
maju. Ini pendek dan sempit dengan lipatan memanjang interior untuk
meningkatkan area permukaan untuk pencernaan dan penyerapan. Usus kecil juga
relatif sederhana. Mungkin ada beberapa loop atau lipatan, tetapi sebagian
besar adalah tabung panjang yang menerima makanan dari perut, menyerap nutrisi
dari itu, dan membawanya ke usus besar, atau usus besar. Usus besar kemudian
membawa kotoran ke lubang kloaka tempat kotoran itu dibuang. Kloaka adalah
ruang umum, menerima produk dari sistem pencernaan, kemih, dan reproduksi.
Hati, kantung empedu, dan pankreas semuanya terkait dengan
sistem pencernaan. Hati adalah organ internal terbesar pada ular, mengisi ruang
antara jantung dan perut. Salah satu dari banyak fungsi hati adalah
menghasilkan empedu, enzim pencernaan. Kandung empedu dan limpa ditemukan di
dekat ujung posterior hati. Kandung empedu menyimpan empedu yang diproduksi
oleh hati dan melepaskannya ke usus kecil saat dibutuhkan. Pankreas juga
mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam usus kecil, serta memproduksi hormon
yang mengatur gula darah.
Sistem kardiovaskular
Dua atrium dan satu ventrikel membentuk jantung ular tiga
bilik. Atria kanan dan kiri masing-masing menerima darah dari paru-paru dan
tubuh, dan meneruskannya ke ventrikel untuk diedarkan kembali. Terbungkus dalam
kantung, yang disebut "perikardium," jantung terletak di percabangan
bronkus. Namun, jantung dapat bergerak, karena kurangnya diafragma. Penyesuaian
ini melindungi jantung dari kerusakan potensial ketika mangsa yang dicerna
besar melewati esofagus. Limpa melekat pada kandung empedu dan pankreas dan
berfungsi untuk menyaring darah dan mendaur ulang sel darah merah tua. Kelenjar
timus terletak di jaringan lemak di atas jantung dan bertanggung jawab untuk
pematangan sel-sel kekebalan khusus dalam darah.
Sistem endokrin
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan
hormon penting untuk fungsi tubuh normal. Ular memiliki kelenjar endokrin yang
sama dengan mamalia. Beberapa contoh adalah kelenjar tiroid, paratiroid, dan
adrenal. Kelenjar tiroid yang terletak di daerah tenggorokan bertanggung jawab
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang tepat, seperti penumpahan kulit secara
normal. Paratiroid adalah struktur berpasangan yang terletak di dekat tiroid
dan membantu metabolisme kalsium. Kedua kelenjar adrenal terletak di daerah
ekor, tersuspensi di mesenterium (lembaran membran yang menempel di dinding
tubuh) di dekat organ reproduksi. Mereka mengeluarkan hormon epinefrin
(adrenalin) yang meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat hewan berada
dalam situasi berbahaya.
Sistem genitourinari
Sistem pernapasan ular termasuk trakea (batang tenggorokan),
bronkus, paru-paru, dan kantung udara. Trakea berasal dari belakang rongga
mulut, dan berakhir di dekat jantung, di mana ia bercabang menjadi dua bronkus.
Bronkus kiri mengarah ke paru-paru kiri, yang sangat kecil atau sepenuhnya
vestigial. Organ vestigial berukuran kecil, berdegenerasi, dan tidak berfungsi.
Bronkus kanan mengarah ke paru-paru kanan, yang memanjang. Bagian depan
paru-paru adalah vaskular (dengan pembuluh darah) dan berfungsi dalam
pertukaran gas, tetapi bagian kedua paru-paru adalah kantung udara avaskular
(tanpa pembuluh darah) yang meluas ke daerah ekor. Kantung udara melakukan
fungsi hidrostatik pada sebagian besar ular, mengatur tekanan di dalam rongga
tubuh. Karena ular tidak memiliki diafragma, udara masuk dan meninggalkan paru-paru
karena aksi otot-otot tubuh dan pergerakan tulang rusuk.
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari kerongkongan, lambung, usus
kecil, usus besar, dan kelenjar. Kerongkongan berjalan berdampingan dengan
kantung udara dari faring, atau tenggorokan, ke perut. Pada mamalia,
kerongkongan sangat berotot dan memindahkan makanan ke perut. Namun, pada ular,
kerongkongan memiliki otot yang sangat sedikit dan makanan dipindahkan ke perut
lebih banyak dengan gerakan seluruh tubuh. Persimpangan antara kerongkongan dan
lambung tidak didefinisikan dengan baik, dan lambung itu sendiri tidak terlalu
maju. Ini pendek dan sempit dengan lipatan memanjang interior untuk
meningkatkan area permukaan untuk pencernaan dan penyerapan. Usus kecil juga
relatif sederhana. Mungkin ada beberapa loop atau lipatan, tetapi sebagian
besar adalah tabung panjang yang menerima makanan dari perut, menyerap nutrisi
dari itu, dan membawanya ke usus besar, atau usus besar. Usus besar kemudian
membawa kotoran ke lubang kloaka tempat kotoran itu dibuang. Kloaka adalah
ruang umum, menerima produk dari sistem pencernaan, kemih, dan reproduksi.
Hati, kantung empedu, dan pankreas semuanya terkait dengan
sistem pencernaan. Hati adalah organ internal terbesar pada ular, mengisi ruang
antara jantung dan perut. Salah satu dari banyak fungsi hati adalah
menghasilkan empedu, enzim pencernaan. Kandung empedu dan limpa ditemukan di
dekat ujung posterior hati. Kandung empedu menyimpan empedu yang diproduksi
oleh hati dan melepaskannya ke usus kecil saat dibutuhkan. Pankreas juga
mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam usus kecil, serta memproduksi hormon
yang mengatur gula darah.
Sistem kardiovaskular
Dua atrium dan satu ventrikel membentuk jantung ular tiga
bilik. Atria kanan dan kiri masing-masing menerima darah dari paru-paru dan
tubuh, dan meneruskannya ke ventrikel untuk diedarkan kembali. Terbungkus dalam
kantung, yang disebut "perikardium," jantung terletak di percabangan
bronkus. Namun, jantung dapat bergerak, karena kurangnya diafragma. Penyesuaian
ini melindungi jantung dari kerusakan potensial ketika mangsa yang dicerna
besar melewati esofagus. Limpa melekat pada kandung empedu dan pankreas dan
berfungsi untuk menyaring darah dan mendaur ulang sel darah merah tua. Kelenjar
timus terletak di jaringan lemak di atas jantung dan bertanggung jawab untuk
pematangan sel-sel kekebalan khusus dalam darah.
Sistem endokrin
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar yang mengeluarkan
hormon penting untuk fungsi tubuh normal. Ular memiliki kelenjar endokrin yang
sama dengan mamalia. Beberapa contoh adalah kelenjar tiroid, paratiroid, dan
adrenal. Kelenjar tiroid yang terletak di daerah tenggorokan bertanggung jawab
untuk pertumbuhan dan perkembangan yang tepat, seperti penumpahan kulit secara
normal. Paratiroid adalah struktur berpasangan yang terletak di dekat tiroid
dan membantu metabolisme kalsium. Kedua kelenjar adrenal terletak di daerah
ekor, tersuspensi di mesenterium (lembaran membran yang menempel di dinding
tubuh) di dekat organ reproduksi. Mereka mengeluarkan hormon epinefrin
(adrenalin) yang meningkatkan denyut jantung dan pernapasan saat hewan berada
dalam situasi berbahaya.
Sistem genitourinari
(TERJEMAHAN LANGSUNG DARI GOOGLE TRANSLATE,
BELUM MENGALAMI PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN)
............................
............................
............................
TERIMA KASIH, HANYA MENCOBA MERANGKUM DARI WEB BERBAHASA ASING YANG ADA DAN
LANGSUNG MENTERJEMAHKAN MEMAKAI “GOOGLE TRANSLATE” DAN BELUM MENGALAMI
PENGEDITAN DAN PENYESUAIAN,MAAF SANGAT BELUM SEMPURNA, SEMOGA BERMANFAAT